Untuk menghubungkan dua wilayah yang terpisah oleh aliran sungai, biasanya akan dibangun sebuah jembatan. Jembatan sendiri juga memiliki material yang berbeda seperti apakah menggunakan beton instan atau material dasar lainnya dan hal ini biasanya berlaku sesuai dengan fungsi dari jembatan itu sendiri, apakah jembatan tersebut digunakan untuk lalu lalang kendaraan bermotor atau digunakan untuk pejalan kaki. Ternyata membangun jembatan juga ada aturan tersendirinya yang sudah tercantum dalam Buku Saku Petunjuk Konstruksi Jembatan 2021 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bagaimana aturan itu? Mari kita simak sama-sama di dalam artikel ini.
1. Melakukan survei lapangan
Salah satu yang menjadi kewajiban dalam perencanaan jembatan adalah melakukan survei lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya pada lapangan karena banyak ditemukan bahwa lokasi pembangunan jembatan sudah ditemukan namun nyatanya di lapangan kurang sesuai dengan perencanaan. Ada beberapa data yang harus diambil ketika melakukan survei pada lapangan yaitu, kondisi penampang sungai yang dilewati oleh jalan atau rencana jalan, selanjutnya adalah rencana posisi jembatan, lalu melakukan pengukuran lebar sungai untuk bentang jembatan, dan data tinggi air maksimum ketika adanya banjir, terakhir adalah harga material keseluruhan untuk pembuatan jembatan.
2. Menghitung data dukung tanah
Daya Dukung Tanah (DDT) harus dihitung karena untuk mengetahui data besaran beban yang bisa diterima oleh jembatan. Tidak hanya itu, fungsi dari penghitungan DDT adalah untuk merencanakan dimensi dan jenis pondasi yang akan digunakan untuk mendukung beban struktur jembatan dan bebas yang melintas. Cara perhitungan DDT adalah dengan pengujian lapangan dan laboratorium dengan menggunakan metode Boring/Standart Penetration Test (SPT), Sondir/Cone Penetration Test (CPT) dan Vane Shear Test (VST).
3. Penentuan lokasi dan pengecekan lalu lintas
Penentuan lokasi menjadi salah satu hal yang penting karena didasari dari faktor kebutuhan, seperti apakah jembatan yang dibangun lokasinya berada di pedesaan atau di perkotaan. Salah satu fungsi dari jembatan sendiri adalah memang untuk menghubungkan dua wilayah dimana berarti adanya arus lalu lintas pada jembatan tersebut. Maka dari itu harus disusun perencanaan dengan baik karena akan sangat memengaruhi dari lebar jembatan yang akan dibuat.
4. Layout jembatan
Apabila lokasi pembangunan sudah ditemukan dan sesuai dengan topografi daerah setempat maka sudah bisa dibuat layout dari jembatan tersebut. Contoh dari layout jembatan yang sering digunakan adalah perlintasan yang tegak lurus dengan jurang, jalan rel, atau sungai.
5. Struktur dari jembatan yang tahan gempa
Seperti yang sudah ditetapkan dalam SNI 2833-2016 dan “Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia” pada tahun 2017, jembatan dibuat harus memerhatikan ketahanan konstruksi. Ada hal yang harus dipertimbangkan untuk menahan gaya gempa adalah dengan memerhatikan adanya risiko gerakan-gerakan terhadap jembatan, reaksi tanah akibat adanya gempa serta adanya karakteristik dinamis dari seluruh struktur.
Nah, itu tadi lima hal yang diperhatikan ketika harus membuat jembatan. Ternyata, membuat jembatan agar aman banyak faktor yang harus diperhatikan, ya!