Sirkuit Monza merayakan hari jadinya ke-100 pada Grand Prix Italia akhir pekan ini.
Tim F1 Ferrari menjadi tuan rumah yang akan tampil di depan para penggemar, namun pembalap Red Bull Max Verstappen bisa merusak kegembiraan tersebut.
Ferrari mengalami kesalahan strategi pembalap dan kegagalan teknis membuat tim F1 itu menelan pil pahit pada balapan pekan lalu.
Sedangkan Max Verstappen justru tengah mengincar kemenangan kelimanya secara berturut-turut pada Minggu, 11 September 2022, sehingga mengoleksi 11 kemenangan dari 16 balapan.
Persaingan Ferrari versus Red Bull menjadi sorotan belakangan ini sebab balapan berikutnya akan dilaksanakan di kandang Ferrari.
“Monza secara historis merupakan sirkuit yang lebih sulit bagi kami,” kata Christian Horner, bos Red Bull.
Terakhir, pembalap Red Bull yang menjadi juara di Sirkuit Monza adalah Sebastian Vettel pada 2013.
Meski begitu, dia menyatakan tidak sabar pergi ke Monza karena percaya diri dengan kemampuan timnya.
Max Verstappen dominan di Sirkuti Spa-Francorchamps dalam Grand Prix Belgia.
Dia juga unggul 109 poin di atas pembalap Ferrari Charles Leclerc.
Leclerc pernah menang di kandang sendiri pada 2019 setelah Fernando Alonso pada 2010.
Pengakuan Charles Leclerc, yang dua kali menang di sirkuit di luar Milan, sangat mengejutkan.
“Sayangnya, itu bukan trek terbaik kami,” ucapnya yang finish ketiga akhir pekan lalu di Grand Prix Belanda, kandang Verstappen.
Rekan setimnya asal Spanyol, Carlos Sainz, menyatakan akan bertarung dengan mobil balap F1 Ferrari yang kompetitif di Grand Prix Italia.
“Saya pikir ini adalah skenario terbaik yang dapat Anda miliki sebagai pembalap.” REUTERS | KHOLIS KURNIA WATI | JOBPIE Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto